maria passenger
Minggu, 27 Januari 2013
MAKALAH
“APOTEK”
Diajukan untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah aplikasi Komputer
Disusun oleh:
1. Hendrikson
Simarmata
2. Maria
Theresia
3. Puti
Andini Tampubolon
PROGRAM STUDI S1-KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO
BORROMEUS
PADALARANG
2013
BAB
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Apotek
,kata yang tidak asing ditelinga kita. Apoteker adalah yang mengelola Apotek
yang termasuk farmasi. Problem klasik yang dialami industri farmasi adalah
utilisasi kapasitas produksi yang belum optimal. Bisa dimaklumi karenahampir
seluruh industri farmasi memiliki fasilitas produksi yang sama yaitu tablet,
kapsul dan sirup.
Dengan jumlah pemain yang
mencapai 200 lebih dan dengan total pasar yang hanya sekitar Rp. 26 trilyun,
tidak heran jika banyak industri yang belum bisa mencapai utilitas kapasitas
produksi optimum.
Untuk meningkatkannya, beberapa
cara yang biasanya dilakukan adalah penambahan produk baru, ekstensifikasi dan
intensifikasi pemasaran. Dari ketiganya yang relatif cepat menuai hasil adalah
ekstensifi .
Persaingan bisnis apotek memang cukup
kencang sekali, semua pebisnis apotek tentu ingin memenangkan peluang pada
pangsa pasarnya. Salah satu senjata yang cukup sering digunakan adalah faktor
harga, dimana apotek tersebut akan menurunkan harga produk yg dijualnya, bahkan
terkadang di bawah rata – rata harga pasar. Sebenarnya tidak perlu panik bila
menghadapi pesaing yang menerapkan strategi model seperti itu. Apotek yg
menerapkan strategi bisnisnya bersandarkan strategi tersebut bisa dibilang
bermain api. Jika apotek tersebut menerapkan pemberian harga murah secara terus
– menerus maka secara logika apotek tersebut lama – kelamaan akan bangkrut.
Bisa dibayangkan, darimana ia akan memperoleh laba jika produk yang dijual
selalu murah ?kasi pemasaran. Salah satunya melalui dokter
dispensing.
Maka, kami ingin mengetahui jauh
tentang apotek lebih pada sistem informasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
sistem informasi apotek dalam pemesanan
obat?
2. Bagaimana
pengolompokan obat-obat?
3. Bagaimana
administrasi apotek dalam rumah sakit?
C. Tujuan Penelitian
1. Ingin
mengetahui sistem informasi apotek dalam
pemesanan obat
2. Ingin
mengetahui pengolompokan obat-obat
3. Ingin
mengetahui administrasi apotek dalam rumah sakit?
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Apotek Panel
Salah satu cara cepat untuk
meningkatkan omzet apotek adalah menjadikan apotek sebagai miniatur PBF. Selain
melayani pasien atau konsumen (end user), apotek juga melayani dokter
atau poliklinik. Seperti kita tahu dokter di lokasi-lokasi yang terpencil dan
jauh dari apotek dimungkinkan untuk dispensing. Karena itu apotek tersebut
harus memiliki persediaan dalam jumlah yang lebih besar dan lengkap. Dalam
batasan tertentu hal ini diperbolehkan oleh undang undang.
Rupanya aturan ini juga merupakan
celah bagi industri farmasi untuk melebarkan sayapnya. Problem klasik yang
dialami industri farmasi adalah utilisasi kapasitas produksi yang belum
optimal. Bisa dimaklumi karenahampir seluruh industri farmasi memiliki
fasilitas produksi yang sama yaitu tablet, kapsul dan sirup. Dengan jumlah
pemain yang mencapai 200 lebih dan dengan total pasar yang hanya sekitar Rp. 26
trilyun, tidak heran jika banyak industri yang belum bisa mencapai utilitas
kapasitas produksi optimum.
Untuk meningkatkannya, beberapa
cara yang biasanya dilakukan adalah penambahan produk baru, ekstensifikasi dan
intensifikasi pemasaran. Dari ketiganya yang relatif cepat menuai hasil adalah
ekstensifikasi pemasaran. Salah satunya melalui dokter dispensing.
Sebenarnya tidak ada yang keliru
jika aturan ditegakkan secara konsekuen. Yang sekarang marak terjadi justru
sebaliknya. Bahkan karena termasuk kategori ilegal kalangan dokter sedang
berupaya untuk melegalkannya. Akibatnya banyak apotek tidak bisa bertahan
karena disekitarnya banyak dokter dispensing.
Lebih disayangkan lagi adalah
apotek yang melayani dokter dispensing. Kalangan industri biasa menyebut mereka
dengan istilah apotek panel. Dalam prakteknya banyak apotek panel yang hanya
dipakai namanya saja. Seluruh aktifitas dilakukan oleh industri yang
bersangkutan bekerjasama dengan distributor.
B. Penggolongan
Obat
Penggolongan
sederhana dapat diketahui dari definisi yang lengkap di atas yaitu obat untuk
manusia dan obat untuk hewan. Selain itu ada beberapa penggolongan obat yang lain,
dimana penggolongan obat itu dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan
ketepatan penggunaan serta pengamanan distribusi.
Berdasarkan undang-undang obat digolongkan dalam :
1.Obat bebas
2.Obat keras
3.Obat psikotropika
Berikut penjabaran masing-masing golongan tsb :
1. Obat
Bebas
Obat
bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep dokter (disebut obat OTC =
Over The Counter), terdiri atas obat bebas dan obat bebas terbatas. Ini
merupakan tanda obat yang paling “aman”.
Obat
bebas, yaitu obat yang bisa dibeli bebas di apotek, bahkan di warung, tanpa
resep dokter, ditandai dengan lingkaran hijau bergaris tepi hitam. Obat bebas
ini digunakan untuk mengobati gejala penyakit yang ringan. Misalnya :
vitamin/multi vitamin (Livron B Plex, )
2. Obat
Bebas Terbatas
Obat
bebas terbatas (dulu disebut daftar W) yakni obat-obatan yang dalam jumlah
tertentu masih bisa dibeli di apotek, tanpa resep dokter, memakai tanda
lingkaran biru bergaris tepi hitam. Contohnya, obat anti mabuk (Antimo), anti
flu (Noza). Pada kemasan obat seperti ini biasanya tertera peringatan yang
bertanda kotak kecil berdasar warna gelap atau kotak putih bergaris tepi hitam,
dengan tulisan sebagai berikut :
P.No.1: Awas! Obat keras. Bacalah aturan
pemakaiannya.
P.No.2: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan.
P.No.3: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan
P.No.4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar.
P.No.5: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan
Memang, dalam keadaaan dan batas-batas tertentu;
sakit yang ringan masih dibenarkan untuk melakukan pengobatan sendiri, yang
tentunya juga obat yang dipergunakan adalah golongan obat bebas dan bebas
terbatas yang dengan mudah diperoleh masyarakat. Namun apabila kondisi penyakit
semakin serius sebaiknya memeriksakan ke dokter. Dianjurkan untuk tidak
sekali-kalipun melakukan uji coba obat sendiri terhadap obat – obat yang
seharusnya diperoleh dengan mempergunakan resep dokter.
Apabila menggunakan obat-obatan yang dengan mudah
diperoleh tanpa menggunakan resep dokter atau yang dikenal dengan Golongan Obat
Bebas dan Golongan Obat Bebas Terbatas, selain meyakini bahwa obat tersebut
telah memiliki izin beredar dengan pencantuman nomor registrasi dari Badan
Pengawas Obat dan Makanan atau Departemen Kesehatan, terdapat hal- hal yang
perlu diperhatikan, diantaranya: Kondisi obat apakah masih baik atau sudak
rusak, Perhatikan tanggal kadaluarsa (masa berlaku) obat, membaca dan mengikuti
keterangan atau informasi yang tercantum pada kemasan obat atau pada brosur /
selebaran yang menyertai obat yang berisi tentang Indikasi (merupakan petunjuk
kegunaan obat dalam pengobatan),
kontra-indikasi (yaitu petunjuk penggunaan obat yang tidak diperbolehkan), efek
samping (yaitu efek yang timbul, yang bukan efek yang diinginkan), dosis obat
(takaran pemakaian obat), cara penyimpanan obat, dan informasi tentang
interaksi obat dengan obat lain yang digunakan dan dengan makanan yang dimakan.
3. Obat
Keras
Obat
keras (dulu disebut obat daftar G = gevaarlijk = berbahaya) yaitu obat
berkhasiat keras yang untuk memperolehnya harus dengan resep dokter,memakai
tanda lingkaran merah bergaris tepi hitam dengan tulisan huruf K didalamnya.
Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah antibiotik (tetrasiklin,
penisilin, dan sebagainya), serta obat-obatan yang mengandung hormon (obat
kencing manis, obat penenang, dan lain-lain).
Obat-obat
ini berkhasiat keras dan bila dipakai sembarangan bisa berbahaya bahkan
meracuni tubuh, memperparah penyakit atau menyebabkan mematikan. Psikotropika
dan Narkotika.
Obat-obat ini sama dengan narkoba yang kita kenal
dapat menimbulkan ketagihan dengan segala konsekuensi yang sudah kita tahu.
Karena itu, obat-obat ini mulai dari pembuatannya
sampai pemakaiannya diawasi dengan ketat oleh Pemerintah dan hanya boleh
diserahakan oleh apotek atas resep dokter. Tiap bulan apotek wajib melaporkan
pembelian dan pemakaiannya pada pemerintah.
C. Penggolongan
Obat Tradisional
Penggolongan obat di atas adalah obat yang berbasis
kimia modern, padahal juga dikenal obat yang berasal dari alam, yang biasa
dikenal sebagai obat tradisional.Obat tradisional Indonesia semula hanya
dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu obat tradisional atau jamu dan fitofarmaka.
Namun, dengan semakin berkembangnya teknologi, telah diciptakan peralatan
berteknologi tinggi yang membantu proses produksi sehingga industri jamu maupun
industri farmasi mampu membuat jamu dalam bentuk ekstrak. Namun, sayang
pembuatan sediaan yang lebih praktis ini belum diiringi dengan perkembangan
penelitian sampai dengan uji klinik.
Pengelompokan obat bahan alam Indonesia ini menjadi
jamu sebagai kelompok yang paling sederhana, obat herbal terstandar sebagai
yang lebih tinggi, dan fitofarmaka sebagai yang paling tinggi tingkatannya.
Pokok – pokok pengelompokan tersebut sesuai SK Kepala Badan POM No. HK.00.05.2411
tanggal 17 Mei 2004.
Jamu (Empirical based herbal medicine)
Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara
tradisional, misalnya dalam bentuk serbuk seduhan, pil, dan cairan yang berisi
seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut serta digunakan
secara tradisional. Pada umumnya, jenis ini dibuat dengan mengacu pada resep
peninggalan leluhur yang disusun dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya
cukup banyak, berkisar antara 5 – 10 macam bahkan lebih.
Bentuk jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah
sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris. Jamu yang telah
digunakan secara turun-menurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin
ratusan tahun, telah membuktikan keamanan dan manfaat secara langsung untuk
tujuan kesehatan tertentu.
D.Bagan pemesanan di Apotek
E.Bisnis Apotik
Persaingan bisnis apotek memang
cukup kencang sekali, semua pebisnis apotek tentu ingin memenangkan peluang
pada pangsa pasarnya. Salah satu senjata yang cukup sering digunakan adalah
faktor harga, dimana apotek tersebut akan menurunkan harga produk yg dijualnya,
bahkan terkadang di bawah rata – rata harga pasar. Sebenarnya tidak perlu panik
bila menghadapi pesaing yang menerapkan strategi model seperti itu. Apotek yg
menerapkan strategi bisnisnya bersandarkan strategi tersebut bisa dibilang
bermain api. Jika apotek tersebut menerapkan pemberian harga murah secara terus
– menerus maka secara logika apotek tersebut lama – kelamaan akan bangkrut.
Bisa dibayangkan, darimana ia akan memperoleh laba jika produk yang dijual
selalu murah ?
Jika diamati memang benar, bahwa
pada awal apotek menjual dengan harga murah akan dipenuhi pelanggan dan ramai.
Tetapi lama – kelamaan apotek tersebut pengunjungnya akan berkurang, sebab
pihak apotek tentu akan kesulitan membayar kepada para suplier / distributor.
Pebisnis apotek model ini tentu akan mengalami kebangkrutan yang diciptakannya
sendiri. Memang benar ia akan dikenal sebagai apotek yang murah oleh konsumen /
pasiennya. Namun bukankah ini adalah bumerang ? Karena secara sadar atau tidak,
menjual barang dengan harga murah dibanding rata – rata harga pasar akan
menipiskan kantong bisnis apoteknya. Lantas apa yang perlu dilakukan bila
menghadapi kompetitor semacam ini ?
1) Perlihatkan
Benefit yang Sensasional
Harus ditemukan formula yang jitu, benefit apa yang
bisa dirasakan oleh konsumen / pasien bila bertransaksi di apotek anda ? Benefit yang diberikan tersebut harus benar – benar sensasional bagi
konsumen / pelanggan. Untuk menciptakan benefit yang penuh sensasi, kuncinya
sederhana bahwa benefit tersebut harus bersifat tangible (berwujud). Misalnya apotek bisa saja memberikan pelayanan
kepada pasien penyakit degenaratif untuk penebusan resep dokter di apotek
persekian kali berturut – turut, maka akan mendapat garansi cek laboratorium
senilai Rp 200 ribu . Bukankah ini adalah benefit yang sensasional bagi pasien
/ konsumen apotek ?
2) Mekanisme
Jemput & Giring Bola
Pernah nonton sepakbola kan ?
Atau bahkan pernah main juga ? Teknik yang sering dipakai untuk memenangkan
sepak bola biasanya dengan pola menyerang. Agar pola tersebut sukses, maka para
pemain harus rajin menjemput bola, kemudian giring (oper) dan tembak. Begitu
pun ketika menghadapi pesaing yang menggunakan strategi harga murah, maka
bisnis apotek anda harus rajin menggaet pasien, lalu giringlah mereka bahwa
tidak akan pernah menyesal bertransaksi di apotek anda. Tembak juga mindset-nya, bahwa ada benefit yang
layak mereka pertimbangkan dibanding harga yang murah, yakni quality of serve.
3) Garansi
Apa jadinya bila membeli barang
baru tanpa ada garansi ? Tentu akan pikir – pikir terlebih dulu kan ? Namun
bila ada garansi, terlebih berjangka waktu panjang, tentu akan membuat
pelanggan lebih mantap untuk melakukan transaksi pembeliannya. Kondisi tersebut
hampir mirip dengan di apotek, sebenarnya sederhana sekali, bahwa pasien hanya
membutuhkan satu garansi, yakni kesembuhan / perbaikan setelah mengkonsumsi
produk kefarmasian yang dibeli. Untuk itu perlu kiranya profesi di apotek &
staf memberikan garansi ini. Garansi yang bisa dirasakan & terukur
waktunya, tentu akan membuat pasien lebih mantap & patuh untuk menggunakan
produk kefarmasian sesuai fungsinya. Garansi semacam ini juga salah satu alat
yang ampuh untuk membendung persaingan pada level harga murah.
4) Pelayanan Sensasional
Starting
touch setiap keberhasilan transaksi adalah pelayanan. Kunci utama pelayanan
adalah no one customer’s wrong. Ini
harus dipahami bahwa walaupun customer memiliki suatu kesalahan, maka kita
tidak layak menyalahkannya secara terang – terangan. Harus diingat bahwa
tindakan itu dilakukan hanya semata untuk menyajikan kepentingan pelayanan yang
nyaman, bukan penghakiman untuk menilai kesalahan. Jadi sangat wajar bila kata
– kata : “oh..itu salah”; “tidak betul itu…”; “ini ngawur...” harus dihindari disaat melayani pelanggan apotek.
Berikan kata – kata yang nyaman, seperti : “infonya
menarik, namun mari kita lihat bersama kebenaran info tersebut…”. Sapaan
yang hangat dan bahasa tubuh yang bersahabat tentu akan lebih menambah nyaman
pelayanan yang disuguhkan. Pelayanan sensasional akan membuat pelanggan menjadi
homely, ini juga senjata ampuh untuk
meruntuhkan pesaing dengan strategi jual harga murah.
Selasa, 22 Januari 2013
DIET SEHAT
DIET CARA SEHAT, SOLUSI:
- TURUN BERAT BADAN 3-50 KG
- MENGECILKAN/ MENGHILANGKAN PERUT BUNCIT
- MENGATASI/ MENGHILANGKAN SELULIT
- MENAIKKAN BERAT BADAN
- MEMPERTAHANKAN/ MENJAGA BERAT BADAN
- POLA MAKAN BURUK
- GANGGUAN PENCERNAAN
- MENU DIET SEHAT & NUTRISI BAGI IBU HAMIL & MENYUSUI
- PENGGANTI SARAPAN PAGI/ CAMILAN SEHAT
Langganan:
Postingan (Atom)